Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara, dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Sebagai seorang putra bangsawan, R.M.Suwardi Suryaningrat berkesempatan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi. Setelah menamakan Sekolah Dasar Belanda (ELS), melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputra) di Jakarta, namun ia tidak sampe tamat.
Beliau kemudian bekerja sebagai wartawan, membantu beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Miden Java, De Express dan Utusan Hindia.
Baca juga: Tokoh Pendidikan Perempuan R.A. Kartini
Pada tanggal 25 Desember 1912 Ki Hajar Dewantara bersama-sama dengan Douwes dan dr. Cipto Mangunkusumo mendirikan Indiche Partaij yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Pada tahun 1913 ikut membentuk Komite Bumiputra. Melalui komite inilah dilancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang hendak merayakan 100 tahun bebasnya Negeri Belanda dari jajahan Perancis. Tulisan beliau yang berjudul “Als ikeen Nederland was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) berisi sindiran dan kecaman yang pedas. Akibatnya pada bulan Agustus 1913 ia dibuang ke negeri Belanda. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sehingga berhasil memperoleh Europeesche Akte (Akta Guru Eropa).
Setelah kembali ke Indonesia, Beliau mencurahkan pada bidang pendidikan. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan ini bercorak nasional dan bertujuan menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa anak didik.
Dalam masa pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Sewaktu pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada tahun 1943, Ki Hajar dewantara sebagai salah satu pemimpinya. Bersama Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan K.H. Mansur keempatnya dikenal dengan sebutan “Empat Serangkai”. Karena pengalaman dan perjuangan beliau di bidang pendidikan, di zaman kemerdekaan Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Pada tanggal 29 April 1959, Ki Hajar Dewantara meninggal dan dimakamkan di Yogyakarta. Atas jasa-jasanya, hari kelahiran beliau yaitu tanggal 2 Mei diperingati sebagai “Hari Pendidikan Nasioanl”. Ajarannya yang terkenal adalah “Ing ngara sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Artikel terkait: Tokoh Pendidikan Perempuan R.A. Kartini
Sumber:
Dwi ari Listiyani, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial:SD Kelas2 V,J.
Comments
Post a Comment
Tujuan berkomentar untuk menambah wawasan kita semua.