A. PENGERTIA TARI
Setiap orang pasti pernah
melihat tarian disadari atau tidak bahkan pernah menari. Seni Tari merupakan
cabang seni yang menggunakan tubuhnya sebagai media. Gerak merupakan elemen
pokok dalam tari yang terdapat unsur ruang, waktu dan tenaga. Apa Tari itu?
tari dapat diartikan secara universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Perlu
kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam. Setiap
tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak
tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat
dikembangkan menjadi gerak tari kreasi. Gerak dapat diperoleh melalui
eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi gerak dillakukan dengan cara proses
berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh
melalui panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan
rasa.
Gambar 01 : Gerak Gibang pada
tari topeng
Tari Betawi dikelompokkan menjadi
dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari Cokek. Ragam gerak dasar pada
tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang,
goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih
luas.
Tari merupakan bagian dari
kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas upacara keagaman maupun upacara
adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari
ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali yang sangat dimanis
dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet). Ragam gerak
dasar pada tari dayak yang berasal dari Kalimantan memiliki gerak terbang, duduk,
memutar gong dan merendah. Dengan properti tari di pegang ditangan dan terbuat
dari bulu-bulu ekor burung Enggang.
Gambar 02 : Gerak Ngumbang
pada tari Legong Kraton
Seorang penari yang menari di
atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu dari Toraja (Sulawesi
Selatan). Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe,
Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di
pertunjukkan di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan
suku Toraja dengan diiringi intrumen gendang. Setiap gerakan gerakannya dalam
pa’gellu adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai flosof
yang dianut dalam aturan dan adat leluhur mereka.
Gerak pada tarian daerah Jawa
biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan berkembang di keraton atau
istana. Gerak – gerak yang berkembang di keraton memiliki aturanaturan
tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan flosof
tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa terdapat srisig, sabetan, hoyog,
lumaksana, kengser, seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri
khas gerak tari Jawa. Tari Jaipong dari Jawa Barat yang berkembang dikalangan
masyarakat atau rakyat memiliki gerak dasar yaitu adeg-adeg, cindek, tumpang
tali, keupat tumpang siku, incid diding.
Gerak yang baku dan dikembangkan
menjadi gerak kreasi baru diperoleh dari hasil eksplorasi gerak yang dilakukan oleh
penari dengan rangsangan imajinasi dan terjadilah respon gerak yang spontan
lalu diolah menjadi gerak yang indah.
Gambar 03 :
B. FUNGSI TARI
Pada dasarnya segala
aktivitas yang dilakukan oleh manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
seperti belajar, bekerja, bermain dan berkesenian. Namun tari sebagai cabang
kesenian bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan, tetapi juga dapat menunjang
kepentingan kegiatan manusia.
Indonesia merupakan negara
yang kaya dengan tari-tarian. Dari mulai tarian yang sangat sederhana seperti
daerah-daerah pedalaman sampai daerah yang sangat indah seperti Bali dan Jawa.
Namun meskipun tarian tersebut terdapat didaerah pedalaman tetap memiliki
nilai-nilai keindahan.
Berdasarkan fungsinya
tari-tarian di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 yaitu tari sebagai sarana
upacara, tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana pertunjukan atau
tontonan dan tari sebagai media pendidikan.
C. SIMBOL DALAM TARI
Gerak dalam tari mengandung tenaga
atau energi yang dikeluarkan dan mencakup ruang dan waktu. Gerak merupakan
aktivitas yang dilakukan manusia didalam kehidupan. Artinya manusia dalam
mengungkapan segala perasaan marah, kecewa, takut, senang, akan nampak pada
perubahan-perubahan yang ditimbulkan melalui gerakan anggota tubuh. Gerak
berasal dari pengolahan hasil dari perubahan dan akan melahirkan dua jenis
gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi yang dirangkai menjadi sebuah tarian.
Tari merupakan ekspresi jiwa, oleh karena itu didalam tari mengandung maksud-maksud
tertentu. Dari maksud yang jelas dan dapat dirasakan oleh manusia. Maksud atau
simbol gerak yang dapat dimengerti atau abstrak yang sukar untuk dapat dimengerti
tetapi masih tetap dapat dirasakan keindahannya.
D. NILAI ESTETIS DALAM GERAK TARI
Estetis sering dikatakan
estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan dari keindahan
akan muncul suatu nilai seni. Nilai estetis pada gerak tari merupakan kemampuan
dari gerak tersebut untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman
estetika dari seorang penari dalam melakukan gerak harus dilihat pula dalam
kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian pasti memiliki nilai
estetis tersendiri yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat.
Hal yang perlu dipahami dalam
mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif. Benda itu
sangat estetis karena adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait
dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis
itu karena adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada
karena proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang
mengamati. Masing-masing gerak setiap daerah memiliki keunikannya tersendiri
yang tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri.
Genre dalam suatu daerah juga memiliki pengaruh besar dalam menilai nilai estetis
suatu gerak tari. Jenis tari berdasarkan penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu
tari tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga
yaitu tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.
E. PRAKTIK GERAK DASAR TARI SESUAI HITUNGAN
Melakukan gerak tari dengan
menggunakan hitungan akan lebih mengetahui bagaimana teknik dan proses dalam
melakukannya. Dalam prosesnya melakukan gerak tari dapat dilakukan dengan
perorangan, berpasangan atau berkelompok.
Melakukan gerak pada tari
terdiri dari gerak kepala, gerak tangan, gerak badan dan gerak kaki.
Gambar 04 :
Gambar 05 :
Gerakan badan pada tari,
diantaranya sebagai berikut. Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping
kanan atau kiri. Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke
kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah
pandangan. Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. Entrag,
yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.
Gerak kepala dalam tari jawa
yaitu pacak gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan gelengan kepala tengok
kanan dan kiri Gerakan kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki.
Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak
kaki. Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet, yaitu telapak kaki
jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri diam.
Gerakan tangan Malangkerik,
yaitu gerakan posisi tangan berkacak pinggang. Menthang, yaitu gerakan
meluruskan tangan ke samping. Nggrodha, yaitu gerakan siku di tekuk. Panggel,
yaitu mengadu pangkal pergelangan tangan.
E. RANGKUMAN
Setiap tari memiliki ragam
gerak dasar yang dirangkai menjadi sebuah tarian. Gerak dasar tari terdiri dari
unsur gerak kepala, tangan, badan atau kaki. Gerak dan sikap yang dilakukan
dengan teknik yang tepat akan melahirkan rasa dalam melakukannya. Teknik dalam
melakukan gerak yang tepat akan mempengaruhi kesatuan struktur gerak yang
dibuatnya. Setiap tarian memiliki simbol dan jenis ragam gerak dasar untuk
menjadikan ciri khas gerak pada tarian tersebut. Sehingga tarian tersebut
memiliki nilai estetis yang tinggi untuk dapat dinikmati oleh penonton. Ragam
gerak dasar yang berbeda antara tarian satu dengan yang lainnya akan menjadi
ciri khas tersendiri, menghargai perbedaan tersebut dan mensyukurinya bahwa
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan suku dan bangsa yang berbeda-beda
Sumber :
Seni
Budaya / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014.
Comments
Post a Comment
Tujuan berkomentar untuk menambah wawasan kita semua.